Senin, 12 April 2010

Gambaran Disleksia

Anak yang mengalami disleksia memiliki penampilan yang berbeda. Beberapa anak kesulitan dalam pengucapan mendasar, sulit mencocokan lambang dengan bunyi huruf atau memadankan symbol yang terlihat secara visual dengan bunyi yang dilambangkan. Ketika mereka dapat mengenali bunyi dengan benar tetapi mereka tidak dapat membaca dan menulis dengan benar. Mereka dapat menghilangkan atau menambahkan bunyi atau suku kata pada kata.

Adapula anak disleksia yang sukar mengingat kembali kata – kata bahkan kata – kata yang umum. Secara lisan mereka juga sulit mengeluarkan pikiran mereka atau sulit mengucapkan dari deretan kata – kata yang panjang. Kesulitan terberat mereka ketika mereka menuangkan pikiran mereka ke dalam tulisan. Akibatnya anak akan menebak – nebak kata berdasarkan bunyi pertama, suku kata dalam kata, penampilan kata atau konteks cerita tanpa memperhatikan tanpa memperhatikan factor yang berkaitan dengan huruf sebagai symbol bunyi.

Pada anak disleksia mereka membaca kata demi kata bahkan huruf demi huruf – huruf. Mereka tampak lamban, sulit berbicara, kehilangan ekspresi bahkan tidak mengindahkan tanda baca. Sehingga pemahaman mereka dengan apa yang mereka baca sangat kurang.

Masalah yang terbesar pada anak disleksia yaitu tugas menulis. Mereka bekerja keras mengenali suara mana yang terdapat pada suatu kata dan huruf seperti apa yang bias membentuk bunyi itu dan bagaimana membentuk huruf dengan pensil. Bagi penderita disleksia menyalin dari papan tulis ke buku juga merupakan hal yang membuat mereka frustasi.

Ketika mereka mencurahkan seluruh energinya untuk menulis cerita atau mengerjakan tugas tertulis lainnya yang memerlukan ketajaman pikiran maka tanda baca, bentuk kalimat, tata bahasa, dan gaya tulisan tidak mereka pikirkan. Oleh karena itu, mereka bahkan juga melupakan isi gagasan yang ingin mereka tuangkan dalam tulisan. Hal ini membuat mereka frustasi karena tidak dapat menuangkan pikirannya ke dalam tulisan di dalam kertas.

Daftar Pustaka :

Petersen Lindy. Bagaimana memotivasi anak belajar (stop and think learning). Jakarta:Grasindo.


Tidak ada komentar: