Senin, 31 Mei 2010

Pecinta

Kau bukanlah seorang pujangga cinta

Kau hanyalah seorang pecinta yang hanya memberikan pengharapan pada setiap wanita

Pandai membagi cinta dengan yang lain

Pintar berbagi kasih dengan insan wanita

Ahli dalam memainkan peranmu sebagai seorang pecinta

Cinta bukanlah sesuatu yang dapat dibagi

Cinta bukanlah sebuah mainan yang dapat dimainkan bersama – sama

Cinta bukanlah nafsu yang dapat dipenuhi setiap saat

Namun cinta adalah sesuatu yang harus dijaga tanpa harus melihat kearah manapun

Tanpa menutup kedua telinga dan tanpa menutup kedua mata

Saling menjaga dan melindungi satu sama lain

Berbicara dari hati ke hati

Gagap Bisa Sembuh

Menurut Dra Karsinah penderita secondary stuttering memiliki peluang kesembuhan 99%. Tetapi dapat muncul kembali apabila mengalami stress yang berat. Tapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Bila kambuh, penderita gagap sudah mengetahui cara mengatasinya. Kalaupun dengan bantuan terapis, biasanya cukup satu atau dua kali pertemuan.
Waktu yang diperlukan penderita gagap untuk sembuh masing – masing tidak sama. Berdasarkan pengalaman Dra Karsinah, semua itu tergantung dari kemampuan, keinginan dan usaha untuk sembuh. Ada proses penyembuhan yang terjadi selama sebulan dengan 8 kali pertemuan. Namun ada pula yang mencapai satu tahun.
Kemampuan individu, berdasarkan pengamatan Dra Karsinah punya peranan yang sangat penting. Penderita gagap yang belajar di sekolah yang normal memiliki kesempatan besar untuk sembuh daripada penderita yang belajar di Sekolah Luar Biasa ( SLB ). Kebanyakan anak yang gagap memiliki IQ yang cukup. Mereka juga dapat berhasil di bidang pendidikan maupun dunia pekerjaannya.


Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika

Terapi Gagap

Menurut Dra Karsinah, gagap primer sebenarnya bisa hilang sendiri ketika penderita masih kecil. Yang menjadi masalah adalah bila lingkungan menganggap kegagapannya merupakan sesuatu yang tidak normal. Dan itupun membuat keadaannya semakin parah. Namun hingga tahapan gagap peralihan sekalipun dapat sembuh.

Anak – anak yang mengalami gagap ringan, tak perlu bantuan terapis profesional. Sebenarnya yang perlu diterapi adalah lingkungannya, seperti keluarga dan sekolah. Mereka harus sabar mengajarkan penderita berbicara dengan benar.

Berbeda dengan gagap ringan, penderita gagap sebenarnya amat membutuhkan bantuan orang lain lewat terapi. Terapi terbagi dua, yaitu terapi psikis dengan bantuan psikiater dan terapi wicara. Biasanya terapi ini dapat ditemukan di rumah sakit besar yang mempunyai pusat rehabilitasi medik dan juga klinik – klinik khusus terapi wicara. Tujuan utama terapi adalah untuk membantu penderita gagap agar bicara dan berkomunikasi dengan santai.

Pada penderita gagap berat, terapi yang diberikan pertama kali adalah mengubah cara bicaranya dari yang selalu gugup dan terlalu cepat menjadi lebih tenang. Terapis akan mengajarkan cara bernapas campuran perut dan dada.

Penderita juga diajak mengubah penilaian terhadap dirinya sendiri. Terapis biasanya menganjurkan penderita menuliskan kelebihan dan kekurangan pada secarik kertas. Penderita juga diajarkan untuk mengubah cara pandangnya yang menganggap lingkungan menilai negative dirinya. Untuk itu dianjurkan untuk lebih sering berkomunikasi dengan orang – orang yang ada disekitarnya.

Daftar Pustaka :

Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika

Penyebab Gagap

Menurut Dra Karsinah gejala yang tidak tampak berhubungan dengan psikologis, yaitu takut, malu dan jengkel. Sedangkan gejala yang tampak dapat berhubungan dengan gerakan – gerakan tubuh. Seperti menggerakan kaki, tangan atau mengerjapkan mata pada saat sedang berbicara.
Pada penderita gagap berpikir hal gerakan – gerakan tersebut dapat membantu mengurangi kegagapannya. Ada juga silence treble dengan ciri penderita sudah membentuk suatu pola pada mulutnya tetapi tidak keluar suara.
Sejauh ini menurut Karsinah, penyebab gagap belum jelas. Namun menurut teori neurologis menyebut penderita gagap mengalami kelainan di susunan saraf pusatnya. Menurut teori psikologis gagap disebabkan oleh factor kejiwaan. Sedangkan menurut teori conditioning atau kebiasaan menyebutkan gagap dipicu oleh lingkungan seperti kasus penderita gagap primer.


Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika




Macam - Macam Gagap

Berat ringannya gangguan gagap menurut Dra Karsinah tidak dapat ditentukan. Namun gagap sendiri dibagi menjadi 3, yakni :

1. Gagap Permulaan ( Primary Stuttering )

Gagap pemulaan disebut gagap ringan. Biasanya penderita baru berusia 3 sampai 4 tahun. Dan belum sadar dengan kegagapannya. Walaupun telah melakukan pengulangan atau perpanjangan kata dan kalimat, penderita tidak takut berbicara karena ketidaksadarannya tersebut. Biasanya yang menyebabkan penderita gagap adalah telinga orang lain yang mulai mengingatkannya. Dari hal inilah yang membuat gagap seseorang menjadi parah. Dan penderita menjadi ke tingkat gagap transisi.

2. Gagap Transisi atau Peralihan

Pada gagap ini penderita masih bisa bergaul seperti biasanya dengan orang lain yang ada di lingkungannya. Tetapi karena sudah merasa mengalami kelainan pada cara bicaranya, lama – kelamaan akan mempengaruhinya sehingga ia bisa masuk ke dalam tahap gagap yang sebenarnya.

3. Gagap Sebenarnya ( Secondary Stuttering )

Pada tahap gagap ini, penderita sudah takut untuk berbicara. Selain itu, ada pula tanda – tanda lain yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya. Pada penderita gagap, selain ada gejala utamanya, ada juga gejala penyertanya yang dapat tampak dan tidak tampak.

Daftar Pustaka :

Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika

GAGAP

Menurut Dra Karsinah Soedjadi ahli terapi wicara di RS Ongkomulyo, seorang individu dianggap gagap apabila dalam berbicara terjadi pengulangan, perpanjangan dan blok, dalam pengucapan suku kata, kata, atau kalimat. Semua ini merupakan gejala utama gagap.
Contoh terjadi pengulangan seperti mengucapkan ‘sa…sa…saya’, sedangkan contoh perpanjangan ‘ssayaaaa mauuu’. Sedangkan contoh blok terjadi ketika penderita berbicara seolah – olah ada tembok yang menghalangi kata – katanya untuk keluar dari mulutnya, sehingga ada jeda yang cukup lama ketika berbicara.
Seperti yang terjadi pada Yadi. Bocah lucu yang berusia 7 tahun yang beranjak besar. Mulutnya hanya terbuka lebar namun tidak mengeluarkan suara. Suaranya hanya terbata – bata. Merasa kesulitan, Yadi tak melanjutkan ucapannya. Dengan menunduk ia hanya menyeret tas ranselnya menuju kamar. Hal ini menjadi rahasianya dia sendiri seperti hari – hari sebelumnya. Dia menjadi merasa malu dan minder.


Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika

Terapi Enuresis

Penyembuhan anak Enuresis merupakan seni pengobatan. Enuresis merupakan kondisi yang akan hilang dengan sendirinya. Penyembuhan dapat terjadi secara alami. Perhatian dan waktu untuk mendengarkan sangat penting.

Stress dan emosi yang mengakibatkan mengompol pada anak meningkat ketika orang tua sibuk membersihkan perlengkapan anak yang terkena ompolan. Hukuman tidak berpengaruh sangat besar, bahkan banyak anak yang merasa cemas untuk berhenti mengompol.

Sebaiknya anak diberi penghargaan yang dapat mendorong anak untuk berhenti mengompol. Orang tua juga dapat memberikan sebuah buku tulis untuk catatan harian. Dimana catatan harian tersebut merupakan catatan hari – hari anak tanpa mengompol.

Terapi kondisional dengan alarm enuresis berguna bagi anak berusia lebih dari 7 tahun dan memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Alarm ini berbentuk listrik bertegangan rendah. Urin membasahi sensor dan rangkaian tersambung. Alarm harus digunakan 3 hingga 4 bulan dan membutuhkan upaya yang lebih keras dari anak dan keluarga. Biasanya akhirnya anak akan bangun sebelum mengompol atau tidur tanpa mengompol.

Cara Kerja Alarm

Alarm pada tubuh serta bantalan dan seprai → alarm berbunyi → anak terbangun →anak ke toilet → alarm di set kembali

Penggunaan obat – obatan tidak terlalu berguna dalam terapi enuresis nocturnal. Meski obat – obatan antidepresan trisiklik ( imipramin ) dan antidiuretik ( desmopresin ) mengurangi mengompol bila obat diminum, namun besar kemungkinan akan kembali ketika obat dihentikan.

Daftar Pustaka :

Meadow Roy, Newell Simon. 2002. Lecture Notes Pediatrika. Jakarta: Erlangga

Enuresis Diurnal ( Mengompol di Siang Hari )

Anak berusia 5 tahun yang mengompol di siang hari memiliki presentase sebanyak 1%. Kebanyakan dari mereka tidak mengompol di malam hari. Biasanya maslah ini serin ditemukan pada anal perempuan. Dan disebabkan oleh inkontinensia urgensi ( pemeriksaan urinodinamis memperlihatkan keadaan kandung kemih yang tidak stabil ).
Setengah dari anak perempuan yang mengalami mengompol di siang hari mengalami bakteriuria berulang. Bakteriuria menyebabkan ketidakstabilan kandung kemih sedangkan inkontinensia urgensi yang menyebabkan celana lembap dan bau yang merupakan awal mula terjadinya infeksi.
Terdapat peningkatan gangguan emosional yang terjadi pada anak yang mengompol dan disertai infeksi. Dengan bertambahnya usia, terdapat kecendrungan alami untuk tidak mengompol. Hal ini dipercepat dengan adanya eradikasi bakteriuria dan mempercepat adanya tanggung jawab pada anak untuk buang air lebih sering.

Daftar Pustaka :
Meadow Roy., Newell Simon. 2002. Lecture Notes Pediatrika. Jakarta:Erlangga


Penyebab Enuresis

Penyebab Nocturnal Enuresis bermacam – macam dan dapat disebabkan oleh beberapa factor. Faktor genetic dengan riwayat keluarga yang sama merupakan yang paling sering terjadi. Faktor keterlambatan perkembangan juga merupakan salah satunya seperti anak yang terlambat berjalan, biasanya juga terlambat belajar mengontrol mikturisi.

Kejadian – kejadian yang menimbulkan anak stress, seperti perawatan di rumah sakit, pada saat anak belajar mengendalikan mikturisi dapat mempengaruhi proses belajar dan stress berat di kemudian hari dapat menyebabkan kembalinya Enuresis. Kebanyakan anak yang mengalami Enuresis tidak mengalami gangguan psikologis dan organic.

Setiap kondisi yang menyebabkan Poliuria ( misalnya diabetes ) atau iritasi kandung kemih dapat menyebabkan mengompol, namun mengompol jarang menjadi gejala utama penyakit tersebut. Anak yang mengalami Enuresis harus mengalami pemeriksaan penuh. Jika dalam beberapa hari anak tidak mengompol sama sekali pada malam hari, kita dapat yakin bahwa tidak ada defek mekanikpada traktus urinasius. Urin harus diperiks untuk memeriksa glukosa dan infeksinya.

Daftar Pustaka :

Meadow Roy, Newell Simon. 2002. Lecture Notes Pediatrika. Jakarta: Erlangga