Sabtu, 24 Oktober 2009

Kepribadian menurut Allport dan Rogers

1. Pendapat Allport dalam membahas manusia
Individu lebih merupakan makhluk masa kini daripada makhluk masa
lampau. Allport mengemukakan bahwa dengan memakai sebagai model mesin, hewan, anak-anak, tidak didapatkan dasar yang cukup kuat untuk menyusun teori yang bermanfaat mengenai tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia menimbulkan pesimisme terhadap kemungkinanyang terdapat dalam metode dan teori psikologi untuk menerangi tingkah laku manusia itu. Sifat kompoleks yang ada pada manusia itu terlalu besar untuk dimengerti secraa sempurna oleh metode dan konsepsi ahli psikologi.

2. Perkembangan proprium sebagai dasar perkembangan kepribadian sehat
a. Diri Jasmaniah
b. Identitas Diri
c. Harga Diri
d. Perluasan Diri
e. Gambaran Diri
f. Diri Sebagai Perilaku Rasional
g. Perjuangan Diri

3. Ciri kepribadian yang matang
a. Perluasan perasaan diri
Ketika pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-ilai dan cita–cita yang abstrak. Orang yang matang, dia akan mengembangkan perhatian – perhatian di luar diri. Menjadi seorang partisipan langsung dan penuh. Melakukan suatu aktivitas yang relevan dan penting bagi diri dan harus berarti. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan aktvitas ini yang menjadi perluasan diri.

b. Hubungan diri yang hangat dengan orang lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain :
- Kapasitas untuk keintiman.
Mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Hasil dari kapasitas keintiman dalah suatu perluasan diri yang berkembang baik. Orang mengungkapkan partisipasi otentik dengan orang yang dicintainya dan memperhatikan kesejahteraannya. Cinta dari orang yang sehat adlah tanoa syarat, tidak melumpuhkan aau mengikat.
- Kapasitas untuk perasaan terharu
Orang yang sehat memiliki kapsitas untuk memahami kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan, kegagalan-kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.

c. Keamanan emosional
Kepribadian yang matang mampu menerima emosi-emosi manusia; mereka bukan tawanan dari emosi-emosi mereka, dan mereka juga tidak bersembunyi dari emosi. Dapat mengontrol emosi, sehingga emosi tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antar pribadi. Kontrol ini bukan merupakan represi tetapi emosi-emosi diarahkan kembali ke dalam saluran yang konstruktif.

d. Persepsi realistis
Orang yang matang memandang dunia mereka secara objektif. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.

e. Keterampilan–keterampilan dan tugas–tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tungkatan kemampuan. Menggunakan keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatka diri sepenuhnya terhadap pekerjaan kita.

f. Pemahaman diri
Orang yang memiliki suatu pemahaman diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya yang negative kepada orang lain. Orang yang matang akan menjadi hakim yang saksama terhadap orang orang lain., dan dapat diterima dengan lebih baik oleh orang lain.

g. Filsafat hidup yang mempersatukan
Allport menekankan bahwa nilai-nilai adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Individu dapat memilih yang berhubungan dengan dirinya sendiri atau mungkin nilai itu luas dan dimiliki oleh banyak orang.

4. Perkembangan kepribadian self menurut Rogers
Self adalah apa yang individu rasakan pada dirinya sendiri. Self merupakan bagian keseluruhan pengalaman yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola–pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self ada 2, yaitu:
a. Ideal Self
→ Diri yang diharapkan oleh seseorang.
b. Reality Self
→ Kenyataan yang terdapat pada diri seseorang.

Self mempunyai bermacam-macam sifat :
a. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
b. Self mungkin menginteraksikan nilai–nilai orang lain dan mengamatinya dengan dalam cara yang tidak wajar.
c. Self menginginkan konsistensi.
d. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e. Pengalaman–pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.

5. Peranan positif regards dalam kepribadian individu
Positive regards, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiliki
semua manusia. Terutama pada anak, dia terdorong untuk mencari positive regards. Jika dia tidak mendapatkannya dari ibu. Maka anak akan mengharapkan bimbingan tingkah laku dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena sudah kecewa, positive regards akan semakin menguat. Anak akan mengerahkan energi dan pikirannya. Bekerja keras untuk mendapatkan positive regards dengan mengorbankan aktualisasi dirinya. Karena anak mengembangkan sikap–sikap conditional positive regards maka dia menginternalisasikan sikap–sikap ibu. Maka sikap – sikap ibu diambil alih anak itu dan diterapkan kepada dirinya.

6. Ciri–ciri orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers
♦ Keterbukaan pada Pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya seseorang bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke system syaraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. Memiliki kepribadian yang fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman dalam kehidupan tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempata–kesempatan persepsi atau ungkapan baru.

♦ Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya setiap pengalaman segar dan baru, seperti belum pernah ada. Adanya kegembiraan karena selalu terbuka ke[ada setiap pengalaman. Kepribadian ini tidak kaku dan tidak dapat diramalkan. Setiap pengalaman merupakan suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respon pengalaman yang berikutnya.

♦ Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls–impuls yang muncul seketika dan intuitif. Tingkah laku yang spontanitas dan kebebasan. Memiliki jalan masuk untuk mengambil keputusan pada situasi tertentu. Semua faktor yang relevan diperhitungkan dan dipertimbangkan sehingga dapat diambil keputusan yang memuaskan semua segi situasi dengan sangat baik.

♦ Perasaan Bebas
Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kepribadian yang bebas untuk memilih dan bertindak, tanpa adanya paksaan dan rintangan antara alternative pikiran dan tindakan. Serta memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya.

♦ Kreativitas
Orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Sebagaimana dikemukakan Rogers bahwa mengungkapkan diri mereka sebagai produk yang kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang. Bertingkah laku spontan, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus–stimulus kehidupan yang beraneka ragam.


Sumber Referensi :

Suryabrata Sumadi.2005.Psikologi Kepribadian.Jakarta: RajaGrafindo Persada

Schultz Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan (Model-Model Kepribadian Sehat). Yogyakarta: Kanisius

Selasa, 13 Oktober 2009

Anak Kecil Pencari Uang

Di daerah perumahan saya ada seorang pengamen kecil yang berusia 6 tahun. Dia masih duduk di kelas 1 sekolah dasar. Hanya dengan bermodalkan kecrekan yang terbuat dari tutup botol bekas. Dan menyanyikan beberapa lagu yang lagi trend akhir-akhir ini. Meskipun tak hafal lagunya. Tapi dengan percaya dirinya dia menghibur di depan orang. Beberapa kali saya bertemu dengannya di beberapa tempat. Baik di tempat makan seafood, bakso, ATM dan sekitarnya. Dia kadang mengamen hingga larut malam. Saya sempat bertanya-tanya dalam hati mengapa seorang anak yang masih kecil ini sudah bekerja mengamen seperti ini. Beberapa pertanyan saya :

Saya : “Ade kenapa ngamen?”

Pengamen kecil : “Buat cari uang kak

Saya : “Ade umur berapa?”

Pengamen kecil : “6 tahun.”

Saya : “Kelas berapa?”

Pengamen kecil : “Kelas 1 SD.”

Saya : “Sekolah pagi pulangnya ngamen?

Pengamen kecil : “Iya kak.”

Saya : “Koq sudah malem begini tidak pulang ke rumah?”

Pengamen kecil : “Belum mau pulang ka.”

Saya : “Memang ga di cari ibunya?”

Pengamen kecil : “Ga kak ini justru di suruh ibu saya.”

Saya : “Ibunya dmn?”

Pengamen kecil : “Di rumah.”

Dengan polosnya seorang pengamen kecil menjawab pertanyaan dari saya. Hanya ada senyuman kecil yang ada di sela-sela jawabannya. Sungguh keadaan yang sangat memprihatinkan sekali. Dimana seorang anak di suruh bekerja oleh ibunya sendiri hingga larut malam Seorang anak kecil yang seharusnya dididik dengan baik untuk kehidupan masa akan datang untuk menjadi lebih baik, tetapi ternyata dijadikan budak ekonomi oleh ibunya sendiri. Berusaha banting tulang untuk memenuhi kebutuhan orang tuanya sementara orang tuanya hanya diam di rumah. Mental sang anak pun menjadi tertekan akibat tuntutan dari ibunya sendiri.

Meskipun dia bersekolah tapi dia tidak memiliki waktu bermain dengan teman-temannya yang lain. Dia hanya terfokus pada mengamen, mengamen dan mengamen. Mereka tidak bisa menikmati dunia seorang anak.