Minggu, 27 Februari 2011

Konformitas Pada Remaja

Remaja merupakan sosok yang rentan terpengaruh terhadap perkembangan zaman. Lingkungan dapat berperan penting dalam terbentuknya perilaku remaja. Baik dari keluarga maupun dari masyarakat. Sejauh mana lingkungan dapat mendukungnya dalam segala perilaku, maka semakin banyak perilaku positif yang dapat dilakukan oleh remaja. Dan semakin banyak perilaku yang tidak didukung maka semakin banyak perilaku remaja yang menyimpang dan hanya menuruti norma-norma kelompoknya. Maka terbentuklah konformitas.

Menurut Morgan, King dan Robinson (1984) konformitas adalah kecendrungan individu untuk mengubah pandangan atau perilaku agar sesuai dengan norma sosial. Konformitas terjadi karena pengaruh dari lingkungan sosial. Pada dasarnya, individu melakukan konformitas karena memiliki dua alasan. Pertama, perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat pada dirinya. Kedua, individu ingin diterima secara sosial dan menghindari celaan (Seers, Freedman, & Peplau,1992).

Remaja memiliki keinginan-keinginan untuk sama dengan orang lain tanpa adanya paksaan. Biasanya hal ini dilakukan oleh remaja yang memiliki kelompok (geng). Mereka tidak ingin terlihat berbeda dengan yang lain, karena ingin mengikuti norma kelompok. Kegiatan yang mereka lakukan dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Contoh hal positif dapat berupa ikut belajar kelompok, sedangkan yang negative dapat berupa ikut serta tawuran, ikut-ikutan memakai narkoba dan sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan peran keluarga agar remaja dapat terkontrol dengan baik. Tetapi jangan terlalu mengekang remaja, karena mereka akan merasa kebebasannya tidak ada.


Sumber :

Indria Karina. Nindyati, D. A . (1997). Kajian Konformitas dan Kreativitas Affective Remaja. Jurnal Provitae, 3, 85-88.