Jumat, 08 Oktober 2010

Bougenville Bikers Community


Narasumber : Evan


Ada sebuah kelompok atau komunitas motor yang bernama BBC. BBC sering mengadakan perjalanan – perjalanan menggunakan motor bersama para anggotanya. Mulai dari perjalan jarak dekat hingga sampai ke luar kota.
Asal mula berdirinya komunitas ini dikarenakan, para anggota sering berkumpul karena rumah mereka saling berdekatan dan memiliki hobi yang sama yaitu melakukan perjalanan secara rutin menggunakan motor sehingga muncul ide untuk membuat komunitas ini. BBC merupakan kepanjangan dari Bougenville Bikers Community. Komunitas ini berdiri pada tanggal 1 januari 2008. Pemberian nama Bougenville Bikers Community diambil dari nama tempat tinggal para anggota yang berada satu lingkungan di jalan Bougenville. BBC memiliki anggota sebanyak 18 orang. Komunitas ini diketuai oleh Shandy, wakilnya oleh Danu, sekertaris oleh Iing dan bendahara oleh Evan.
Tujuan didirikan komunitas ini yaitu untuk tetap menjaga dan menjalin tali silaturahmi serta sebagai saran untuk mengadakan kegiatan sosial. Kegiatan sosialnya seperti membagi – bagikan makanan untuk berbuka puasa orang yang tidak mampu. Selain itu, komunitas ini sering mengadakan perjalanan secara rutin tiap tahun. Tempat – tempat yang pernah mereka kunjungi yaitu Puncak, Anyer, Sukabumi, Lembang, Garut dan masih banyak lagi tempat – tempat yang telah mereka kunjungi.
Sekarang – sekarang ini yang masih aktif bergabung dalam kelompok BBC hanya yang belum menikah saja karena sebagian dari anggotanya sudah menikah dan sibuk dengan pekerjaannya di kantor dan urusan keluarganya. Akan tetapi, komunitas BBC yang sudah menikah masih tetap sering ikut berkumpul hanya saja kira – kira hanya sebulan sekali.

Jumat, 04 Juni 2010

Gejala Encopresis

Ada beberapa tanda gejala anak yang Encopresis, yaitu :

- Anak sering mengalami kecelakaan atau tidak dapat menahan BAB dan pakaian bernoda.

- Anak sering mengeluh tentang pakaian terlalu ketat di sekitar pinggang.

- Anak dapat merasakan keras di satu sisi perutnya.

- Anak dapat merasakan sakit yang berlangsung sekitar bagian luar perutnya.

- Anak mengatakan sakit karena terjadi gerakan usus.

- Anak sering makan, atau muntah setelah makan.

- Jika ingin ke toilet terjadi sumbatan di saluran pencernaannya.

- Anak tidak BAB setiap hari.

Sumber:

http://www.medicine.uiowa.edu/cdd/multiple/pdf/EncopresisDiag.pdf

Gangguan Komunikasi Reseptive

Anak yang memiliki sifat reseptif adalah anak yang memiliki perilaku baik hati dan penuh perhatian tehadap orang lain dan lingkungan. Ia memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan berbagai hal dengan urutan waktu yang teratur. Ia dapat membuat keputusan cepat dan hendaknya ia tidak ditanyai apa yang ia inginkan, pikirkan, dan rasakan. Dan sebaliknya ia harus diberitahu apa yang harus dilakukannya.

Anak lebih bisa mengatur waktu dalam segala hal. Baginya perlu ada waktu yang ditetapkan untuk makan, untuk tidur, untuk bermain, berkumpul dengan ayah dan ibu dan sebagainya. Ia menghargai penegasan kembali atau dorongan.

Walaupun ia suka diberitahu apa yang harus dilakukannya, ia akan menentang bila dipaksa atau buru-buru melakukannya. Seperti anak sensitive, anak ini memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan sesuatu atau perubahan.

Sumber :
Gray, Jhon Ph. D. 2000. Children are from Heaven, Cara Membesarkan Anak Secara Positif agar
Anak Menjadi Kooperatif, Percaya Diri, dan Memahami Perasaan Orang Lain. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Rabu, 02 Juni 2010

Gangguan Komunikasi Reseptive Ekspresif

Dalam gangguan berbahasa ekspresif, anak mengalami kesulitan mengekspresikan dirinya dalam berbicara. Anak tampak sangat ingin berkomunikasi. Namun mengalami kesulitan luar biasa untuk menemukan kata – kata yang tepat. Contohnya, ia tidak mampu mengucapkan kata mobil ketika menunjuk sebuah mobil di pinggir jalan.
Di usia empat tahun, anak tersebut hanya mampu berbicara dengan kalimat pendek. Kata – kata yang sudah dikuasai terlupakan ketika kata – kata yang baru dikuasai. Penggunaan struktur tata bahasa sangat di bawah tingkat usianya.

Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Kokoro No tomo

Singer : Mayumi Itsuwa

Anata kara kurushi mio ubaeta sono toki
Watashi ni mo ikite yuku, yuki ga wa ite kuru
Anata to de au made wa,kodoku nasasurai bito
Sono te no nukumori o kanji sasete

Reff :
Ai wa itsumo rarabai
Ta bi ni tsukareta toki
Ta da kokoro no to moto watashi o yonde

Shinjiau kokoro sae do ko kani wasurete
Hito wa naze sugita hino shia wase oi ka keru
Shizuka ni mabuta tojite kokorono doa o hiraki
Watashi o tsukarandara namida fuite

Ai wa itsumo rarabai
Anata ga yowai toki
Tada kokorono tomo towatashi o yonde

AKU

Aku adalah aku

Bukan orang lain

Aku adalah jiwaku

Bukan jiwa orang lain

Aku adalah mimpiku

Bukan imajinasi orang lain

Aku adalah simfoniku

Simfoni kehidupan manusia

Impianku adalah jiwaku

Ragaku adalah kenyataanku

Mimpiku adalah anganku

Hatiku adalah perasaanku

Pikiranku adalah pusat kehidupanku

LANGITKU

Kata – kata manis tak seindah langitku

Cinta tak seindah bintang – bintangku

Pujian tak seindah rembulanku

Perhatian tak seindah matahariku

Langitku kau adalah inspirasiku

Langitku kau adalah imajinasiku

Langitku kau adalah tempat berbagi cerita

Langitku kau begitu indah dimanapun kau berada

Langitku kau abadi selamanya

ENDLESS LOVE

When the sunshine

In the morning

Watering every soul

In the world

I Lean on your heart

Hope I get all of things today

The endless live

And

The endless love



I cross the sky

And I handful the universe

Althought I have no one

But

I will survive in the endless live

Simtom dan Prevalensi Depresi Anak – Anak dan Remaja yang Mengarah Bunuh Diri

Terdapat persamaan dan perbedaan dalam simtomatologi anak – anak dan orang dewasa yang menderita depresi mayor (Garber & Flynn, 2001). Anak – anak dan remaja yang berusia 7 hingga 17 tahun memiliki kesamaan kesamaan dengan orang dewasa dalam mood depresi, ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan, fatik, masalah konsentrasi, dan pemikiran untuk bunuh diri.
Simtom yang berbeda adalah tingkat percobaan bunuh diri dan rasa bersalah yang lebih tinggi pada anak – anak dan remaja, sedangkan pada orang dewasa lebih sering bangun pagi lebih awal, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan depresi dini hari.
Estimasi prevalensi depresi masa kanak – kanak bervariasi tergantung pada usia anak, Negara yang diteliti, jenis sampel, criteria diagnostic dan metode yang digunakan dalam pengukuran. Depresi pada anak – anak terjadi secara berulang. Kadang – kadang depresi seringkali disebut depresi terselubung, disimpulkan dari perilaku seperti tindakan agresif. Menariknya, perbedaan gender ini tidak muncul sebelum usia 12 tahun. Namun pada usia dini depresi ditemukan lebih banyak pada anak laki – laki. (Anderson dkk., 1987).


Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Fakta – Fakta tentang Bunuh Diri Pada Anak

• Secara keseluruhan, angka bunuh diri di kalangan anak – anak dan remaja kulut putih dan Indian dua kali lebih besar dibandingkan kalangan anak – anak dan remaja Afrika Amerika. Meskipun demikian, di kota – kota kecil angka bunuh diri di kalangan anak – anak dan remaja laki – laki etnis Afrika Amerika dua kali lebih besar dibandingkan anak – anak dan remaja kulit putih.
• Di satu sisi, sangat mengejutkan bahwa bunuh diri telah mengambil nyawa begitu banyak anak – anak berusia 5 hingga 14 tahun di Amerika Serikat. Di sisi lain. Terkait presentasenya, bunuh diri pada rentang usia tersebut hanya menyumbang 4 persen dari angka kematian. Mengingat tingkat kematian secara menyeluruh pada anak – anak usia tersebut cukup rendah.
• Angka bunuh diri pada anak – anak dan remaja di Amerika Serikat meningkat secara dramatis. Sebanyak 3000 remaja berusia 15 hingga 19 tahun diyakini elakukan tindakan bunuh diri setiap tahunnya dan berbagai upaya dilakukan oleh anak – anak mulai dari yang berusia 6 tahun.
• Angka bunuh diri pada anak – anak meningkat dalam masa – masa depresi.


Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Perspektif Bunuh Diri

• Teori Psikoanalisis Freud
Freud menganggap bunuh diri sebagai pembunuhan, sebuah perluasan teorinya mengenai depresi. Ketika seseorang kehilangan orang yang dicintainya sekaligus dibencinya., dan meleburkan orang tersebut dengan dirinya, agresi diarahkan ke dalam. Jika perasaan ini cukup kuat maka akan terjadi bunuh diri.
• Teori Sosiologis Durkheim
Emile Durkheim membedakan tiga jenis bunuh diri.
1. Bunuh Diri Egoistik, dilakukan oleh orang – orang yang memiliki sedikit keterikatan dengan keluarga, masyarakat, atau komunitas. Orang – orang ini merasa terasingkan dari orang lain.
2. Bunuh Diri Altruistik, dianggap sebagai respon tuntutan social. Dalam bunuh diri ini orang – orang menganggap mengorbankan dirinya untuk kebaikan bagi masyarakat.
3. Bunuh Diri Anomik, dapat dipicu oleh perubahan mendadak dalam hubungan seseorang dengan masyarakat.
• Pendekatan Shneidman
Pandangannya menganggap bunuh diri sebagai upaya dasar untuk mencari solusi suatu masalah yang menyebabkan penderitaan mendalam. Bagi orang yang menderita, solusi ini mengakhiri kesadaran rasa sakit yang tidak tertahankan.


Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Gangguan Fonologis

Gangguan fonologis merupakan gangguan komunikasi yang sering terjadi pada anak. Gangguan ini mencakup masalah dalam artikulasi atau meghasilkan suara yang merupakan bagian dari bicara. Gangguan komunikasi ini terjadi pada keluarga. Kemungkinan karena komponen genetic, yang sebagian besar saudara kandung yang lain mempunyai kelainan yang serupa. Biasanya hal ini lebih sering terjadi pada laki – laki daripada perempuan.
Ahli terapi bicara dan bahasa dapat menangani anak – anak untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan mengajarkan orang tua untuk melanjutkan kegiatan terapi belajar di rumah. Gangguan fonologis terjadi ringan samapai berat. Kesulitan yang terjadi dapat berlangsung hingga usia dewasa yang sangat berkaitan erat dengan keparahannya.


Daftar Pustaka :
Videbeck, Sheila.L. 2001. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Alih bahasa: Renata Komalasari. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Pengertian Gagap

Gangguan komunikasi gagap adalah gangguan kefasihan verbal yang ditandai dengan satu atau lebih pola bicara berikut ini :
- Seringnya pengulangan atau pemanjangan pengucapan konsonan atau vocal
- Jeda yang lama antara pengucapan satu kata dengan dengan kata berikutnya
- Mengganti kata – kata yang sulit diucapkan dengan kata – kata yang mudah diucapkan. Misalnya, kata – kata yang diawali konsonan tertentu.
- Mengulang kata. Misalnya, mengatakan “ke-ke-ke-ke” sebagai ganti sekali mengatakan “ ke”
Kadang ketidakfasihan verbal tersebut disertai dengan tic ( kerang ) pada tubuh dan mata berkedip – kedip. Kegagapan dapat menghambat fungsi akademik, social dan pekerjaan serta aktualisasi potensi orang – orang yang pada dasarnya memiliki kemampuan. Kegagapan bisa menjadi lebih buruk bila penderita merasa gugup dan sering kali membaik atau bahkan hilang jika penderita bernyanyi.


Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

Senin, 31 Mei 2010

Pecinta

Kau bukanlah seorang pujangga cinta

Kau hanyalah seorang pecinta yang hanya memberikan pengharapan pada setiap wanita

Pandai membagi cinta dengan yang lain

Pintar berbagi kasih dengan insan wanita

Ahli dalam memainkan peranmu sebagai seorang pecinta

Cinta bukanlah sesuatu yang dapat dibagi

Cinta bukanlah sebuah mainan yang dapat dimainkan bersama – sama

Cinta bukanlah nafsu yang dapat dipenuhi setiap saat

Namun cinta adalah sesuatu yang harus dijaga tanpa harus melihat kearah manapun

Tanpa menutup kedua telinga dan tanpa menutup kedua mata

Saling menjaga dan melindungi satu sama lain

Berbicara dari hati ke hati

Gagap Bisa Sembuh

Menurut Dra Karsinah penderita secondary stuttering memiliki peluang kesembuhan 99%. Tetapi dapat muncul kembali apabila mengalami stress yang berat. Tapi hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Bila kambuh, penderita gagap sudah mengetahui cara mengatasinya. Kalaupun dengan bantuan terapis, biasanya cukup satu atau dua kali pertemuan.
Waktu yang diperlukan penderita gagap untuk sembuh masing – masing tidak sama. Berdasarkan pengalaman Dra Karsinah, semua itu tergantung dari kemampuan, keinginan dan usaha untuk sembuh. Ada proses penyembuhan yang terjadi selama sebulan dengan 8 kali pertemuan. Namun ada pula yang mencapai satu tahun.
Kemampuan individu, berdasarkan pengamatan Dra Karsinah punya peranan yang sangat penting. Penderita gagap yang belajar di sekolah yang normal memiliki kesempatan besar untuk sembuh daripada penderita yang belajar di Sekolah Luar Biasa ( SLB ). Kebanyakan anak yang gagap memiliki IQ yang cukup. Mereka juga dapat berhasil di bidang pendidikan maupun dunia pekerjaannya.


Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika

Terapi Gagap

Menurut Dra Karsinah, gagap primer sebenarnya bisa hilang sendiri ketika penderita masih kecil. Yang menjadi masalah adalah bila lingkungan menganggap kegagapannya merupakan sesuatu yang tidak normal. Dan itupun membuat keadaannya semakin parah. Namun hingga tahapan gagap peralihan sekalipun dapat sembuh.

Anak – anak yang mengalami gagap ringan, tak perlu bantuan terapis profesional. Sebenarnya yang perlu diterapi adalah lingkungannya, seperti keluarga dan sekolah. Mereka harus sabar mengajarkan penderita berbicara dengan benar.

Berbeda dengan gagap ringan, penderita gagap sebenarnya amat membutuhkan bantuan orang lain lewat terapi. Terapi terbagi dua, yaitu terapi psikis dengan bantuan psikiater dan terapi wicara. Biasanya terapi ini dapat ditemukan di rumah sakit besar yang mempunyai pusat rehabilitasi medik dan juga klinik – klinik khusus terapi wicara. Tujuan utama terapi adalah untuk membantu penderita gagap agar bicara dan berkomunikasi dengan santai.

Pada penderita gagap berat, terapi yang diberikan pertama kali adalah mengubah cara bicaranya dari yang selalu gugup dan terlalu cepat menjadi lebih tenang. Terapis akan mengajarkan cara bernapas campuran perut dan dada.

Penderita juga diajak mengubah penilaian terhadap dirinya sendiri. Terapis biasanya menganjurkan penderita menuliskan kelebihan dan kekurangan pada secarik kertas. Penderita juga diajarkan untuk mengubah cara pandangnya yang menganggap lingkungan menilai negative dirinya. Untuk itu dianjurkan untuk lebih sering berkomunikasi dengan orang – orang yang ada disekitarnya.

Daftar Pustaka :

Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika

Penyebab Gagap

Menurut Dra Karsinah gejala yang tidak tampak berhubungan dengan psikologis, yaitu takut, malu dan jengkel. Sedangkan gejala yang tampak dapat berhubungan dengan gerakan – gerakan tubuh. Seperti menggerakan kaki, tangan atau mengerjapkan mata pada saat sedang berbicara.
Pada penderita gagap berpikir hal gerakan – gerakan tersebut dapat membantu mengurangi kegagapannya. Ada juga silence treble dengan ciri penderita sudah membentuk suatu pola pada mulutnya tetapi tidak keluar suara.
Sejauh ini menurut Karsinah, penyebab gagap belum jelas. Namun menurut teori neurologis menyebut penderita gagap mengalami kelainan di susunan saraf pusatnya. Menurut teori psikologis gagap disebabkan oleh factor kejiwaan. Sedangkan menurut teori conditioning atau kebiasaan menyebutkan gagap dipicu oleh lingkungan seperti kasus penderita gagap primer.


Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika




Macam - Macam Gagap

Berat ringannya gangguan gagap menurut Dra Karsinah tidak dapat ditentukan. Namun gagap sendiri dibagi menjadi 3, yakni :

1. Gagap Permulaan ( Primary Stuttering )

Gagap pemulaan disebut gagap ringan. Biasanya penderita baru berusia 3 sampai 4 tahun. Dan belum sadar dengan kegagapannya. Walaupun telah melakukan pengulangan atau perpanjangan kata dan kalimat, penderita tidak takut berbicara karena ketidaksadarannya tersebut. Biasanya yang menyebabkan penderita gagap adalah telinga orang lain yang mulai mengingatkannya. Dari hal inilah yang membuat gagap seseorang menjadi parah. Dan penderita menjadi ke tingkat gagap transisi.

2. Gagap Transisi atau Peralihan

Pada gagap ini penderita masih bisa bergaul seperti biasanya dengan orang lain yang ada di lingkungannya. Tetapi karena sudah merasa mengalami kelainan pada cara bicaranya, lama – kelamaan akan mempengaruhinya sehingga ia bisa masuk ke dalam tahap gagap yang sebenarnya.

3. Gagap Sebenarnya ( Secondary Stuttering )

Pada tahap gagap ini, penderita sudah takut untuk berbicara. Selain itu, ada pula tanda – tanda lain yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya. Pada penderita gagap, selain ada gejala utamanya, ada juga gejala penyertanya yang dapat tampak dan tidak tampak.

Daftar Pustaka :

Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika