Sabtu, 30 Oktober 2010
Jumat, 08 Oktober 2010
Bougenville Bikers Community
Narasumber : Evan
Ada sebuah kelompok atau komunitas motor yang bernama BBC. BBC sering mengadakan perjalanan – perjalanan menggunakan motor bersama para anggotanya. Mulai dari perjalan jarak dekat hingga sampai ke luar kota.
Asal mula berdirinya komunitas ini dikarenakan, para anggota sering berkumpul karena rumah mereka saling berdekatan dan memiliki hobi yang sama yaitu melakukan perjalanan secara rutin menggunakan motor sehingga muncul ide untuk membuat komunitas ini. BBC merupakan kepanjangan dari Bougenville Bikers Community. Komunitas ini berdiri pada tanggal 1 januari 2008. Pemberian nama Bougenville Bikers Community diambil dari nama tempat tinggal para anggota yang berada satu lingkungan di jalan Bougenville. BBC memiliki anggota sebanyak 18 orang. Komunitas ini diketuai oleh Shandy, wakilnya oleh Danu, sekertaris oleh Iing dan bendahara oleh Evan.
Tujuan didirikan komunitas ini yaitu untuk tetap menjaga dan menjalin tali silaturahmi serta sebagai saran untuk mengadakan kegiatan sosial. Kegiatan sosialnya seperti membagi – bagikan makanan untuk berbuka puasa orang yang tidak mampu. Selain itu, komunitas ini sering mengadakan perjalanan secara rutin tiap tahun. Tempat – tempat yang pernah mereka kunjungi yaitu Puncak, Anyer, Sukabumi, Lembang, Garut dan masih banyak lagi tempat – tempat yang telah mereka kunjungi.
Sekarang – sekarang ini yang masih aktif bergabung dalam kelompok BBC hanya yang belum menikah saja karena sebagian dari anggotanya sudah menikah dan sibuk dengan pekerjaannya di kantor dan urusan keluarganya. Akan tetapi, komunitas BBC yang sudah menikah masih tetap sering ikut berkumpul hanya saja kira – kira hanya sebulan sekali.
Jumat, 04 Juni 2010
Gejala Encopresis
Ada beberapa tanda gejala anak yang Encopresis, yaitu :
- Anak sering mengalami kecelakaan atau tidak dapat menahan BAB dan pakaian bernoda.
- Anak sering mengeluh tentang pakaian terlalu ketat di sekitar pinggang.
- Anak dapat merasakan keras di satu sisi perutnya.
- Anak dapat merasakan sakit yang berlangsung sekitar bagian luar perutnya.
- Anak mengatakan sakit karena terjadi gerakan usus.
- Anak sering makan, atau muntah setelah makan.
- Jika ingin ke toilet terjadi sumbatan di saluran pencernaannya.
- Anak tidak BAB setiap hari.
Sumber:
http://www.medicine.uiowa.edu/cdd/multiple/pdf/EncopresisDiag.pdf
Gangguan Komunikasi Reseptive
Anak lebih bisa mengatur waktu dalam segala hal. Baginya perlu ada waktu yang ditetapkan untuk makan, untuk tidur, untuk bermain, berkumpul dengan ayah dan ibu dan sebagainya. Ia menghargai penegasan kembali atau dorongan.
Walaupun ia suka diberitahu apa yang harus dilakukannya, ia akan menentang bila dipaksa atau buru-buru melakukannya. Seperti anak sensitive, anak ini memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan sesuatu atau perubahan.
Sumber :
Gray, Jhon Ph. D. 2000. Children are from Heaven, Cara Membesarkan Anak Secara Positif agar
Anak Menjadi Kooperatif, Percaya Diri, dan Memahami Perasaan Orang Lain. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Rabu, 02 Juni 2010
Gangguan Komunikasi Reseptive Ekspresif
Di usia empat tahun, anak tersebut hanya mampu berbicara dengan kalimat pendek. Kata – kata yang sudah dikuasai terlupakan ketika kata – kata yang baru dikuasai. Penggunaan struktur tata bahasa sangat di bawah tingkat usianya.
Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kokoro No tomo
Anata kara kurushi mio ubaeta sono toki
Watashi ni mo ikite yuku, yuki ga wa ite kuru
Anata to de au made wa,kodoku nasasurai bito
Sono te no nukumori o kanji sasete
Reff :
Ai wa itsumo rarabai
Ta bi ni tsukareta toki
Ta da kokoro no to moto watashi o yonde
Shinjiau kokoro sae do ko kani wasurete
Hito wa naze sugita hino shia wase oi ka keru
Shizuka ni mabuta tojite kokorono doa o hiraki
Watashi o tsukarandara namida fuite
Ai wa itsumo rarabai
Anata ga yowai toki
Tada kokorono tomo towatashi o yonde
AKU
Bukan orang lain
Aku adalah jiwaku
Bukan jiwa orang lain
Aku adalah mimpiku
Bukan imajinasi orang lain
Aku adalah simfoniku
Simfoni kehidupan manusia
Impianku adalah jiwaku
Ragaku adalah kenyataanku
Mimpiku adalah anganku
Hatiku adalah perasaanku
Pikiranku adalah pusat kehidupanku
LANGITKU
Cinta tak seindah bintang – bintangku
Pujian tak seindah rembulanku
Perhatian tak seindah matahariku
Langitku kau adalah inspirasiku
Langitku kau adalah imajinasiku
Langitku kau adalah tempat berbagi cerita
Langitku kau begitu indah dimanapun kau berada
Langitku kau abadi selamanya
ENDLESS LOVE
In the morning
Watering every soul
In the world
I Lean on your heart
Hope I get all of things today
The endless live
And
The endless love
I cross the sky
And I handful the universe
Althought I have no one
But
I will survive in the endless live
Simtom dan Prevalensi Depresi Anak – Anak dan Remaja yang Mengarah Bunuh Diri
Simtom yang berbeda adalah tingkat percobaan bunuh diri dan rasa bersalah yang lebih tinggi pada anak – anak dan remaja, sedangkan pada orang dewasa lebih sering bangun pagi lebih awal, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan depresi dini hari.
Estimasi prevalensi depresi masa kanak – kanak bervariasi tergantung pada usia anak, Negara yang diteliti, jenis sampel, criteria diagnostic dan metode yang digunakan dalam pengukuran. Depresi pada anak – anak terjadi secara berulang. Kadang – kadang depresi seringkali disebut depresi terselubung, disimpulkan dari perilaku seperti tindakan agresif. Menariknya, perbedaan gender ini tidak muncul sebelum usia 12 tahun. Namun pada usia dini depresi ditemukan lebih banyak pada anak laki – laki. (Anderson dkk., 1987).
Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Fakta – Fakta tentang Bunuh Diri Pada Anak
• Di satu sisi, sangat mengejutkan bahwa bunuh diri telah mengambil nyawa begitu banyak anak – anak berusia 5 hingga 14 tahun di Amerika Serikat. Di sisi lain. Terkait presentasenya, bunuh diri pada rentang usia tersebut hanya menyumbang 4 persen dari angka kematian. Mengingat tingkat kematian secara menyeluruh pada anak – anak usia tersebut cukup rendah.
• Angka bunuh diri pada anak – anak dan remaja di Amerika Serikat meningkat secara dramatis. Sebanyak 3000 remaja berusia 15 hingga 19 tahun diyakini elakukan tindakan bunuh diri setiap tahunnya dan berbagai upaya dilakukan oleh anak – anak mulai dari yang berusia 6 tahun.
• Angka bunuh diri pada anak – anak meningkat dalam masa – masa depresi.
Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Perspektif Bunuh Diri
Freud menganggap bunuh diri sebagai pembunuhan, sebuah perluasan teorinya mengenai depresi. Ketika seseorang kehilangan orang yang dicintainya sekaligus dibencinya., dan meleburkan orang tersebut dengan dirinya, agresi diarahkan ke dalam. Jika perasaan ini cukup kuat maka akan terjadi bunuh diri.
• Teori Sosiologis Durkheim
Emile Durkheim membedakan tiga jenis bunuh diri.
1. Bunuh Diri Egoistik, dilakukan oleh orang – orang yang memiliki sedikit keterikatan dengan keluarga, masyarakat, atau komunitas. Orang – orang ini merasa terasingkan dari orang lain.
2. Bunuh Diri Altruistik, dianggap sebagai respon tuntutan social. Dalam bunuh diri ini orang – orang menganggap mengorbankan dirinya untuk kebaikan bagi masyarakat.
3. Bunuh Diri Anomik, dapat dipicu oleh perubahan mendadak dalam hubungan seseorang dengan masyarakat.
• Pendekatan Shneidman
Pandangannya menganggap bunuh diri sebagai upaya dasar untuk mencari solusi suatu masalah yang menyebabkan penderitaan mendalam. Bagi orang yang menderita, solusi ini mengakhiri kesadaran rasa sakit yang tidak tertahankan.
Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Gangguan Fonologis
Ahli terapi bicara dan bahasa dapat menangani anak – anak untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan mengajarkan orang tua untuk melanjutkan kegiatan terapi belajar di rumah. Gangguan fonologis terjadi ringan samapai berat. Kesulitan yang terjadi dapat berlangsung hingga usia dewasa yang sangat berkaitan erat dengan keparahannya.
Daftar Pustaka :
Videbeck, Sheila.L. 2001. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Alih bahasa: Renata Komalasari. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Pengertian Gagap
- Seringnya pengulangan atau pemanjangan pengucapan konsonan atau vocal
- Jeda yang lama antara pengucapan satu kata dengan dengan kata berikutnya
- Mengganti kata – kata yang sulit diucapkan dengan kata – kata yang mudah diucapkan. Misalnya, kata – kata yang diawali konsonan tertentu.
- Mengulang kata. Misalnya, mengatakan “ke-ke-ke-ke” sebagai ganti sekali mengatakan “ ke”
Kadang ketidakfasihan verbal tersebut disertai dengan tic ( kerang ) pada tubuh dan mata berkedip – kedip. Kegagapan dapat menghambat fungsi akademik, social dan pekerjaan serta aktualisasi potensi orang – orang yang pada dasarnya memiliki kemampuan. Kegagapan bisa menjadi lebih buruk bila penderita merasa gugup dan sering kali membaik atau bahkan hilang jika penderita bernyanyi.
Daftar Pustaka :
Davison Gerald., Neale John., Kring Ann. 2004. Psikologi Abnormal. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Senin, 31 Mei 2010
Pecinta
Kau bukanlah seorang pujangga cinta
Kau hanyalah seorang pecinta yang hanya memberikan pengharapan pada setiap wanita
Pandai membagi cinta dengan yang lain
Pintar berbagi kasih dengan insan wanita
Ahli dalam memainkan peranmu sebagai seorang pecinta
Cinta bukanlah sesuatu yang dapat dibagi
Cinta bukanlah sebuah mainan yang dapat dimainkan bersama – sama
Cinta bukanlah nafsu yang dapat dipenuhi setiap saat
Namun cinta adalah sesuatu yang harus dijaga tanpa harus melihat kearah manapun
Tanpa menutup kedua telinga dan tanpa menutup kedua mata
Saling menjaga dan melindungi satu sama lain
Berbicara dari hati ke hati
Gagap Bisa Sembuh
Waktu yang diperlukan penderita gagap untuk sembuh masing – masing tidak sama. Berdasarkan pengalaman Dra Karsinah, semua itu tergantung dari kemampuan, keinginan dan usaha untuk sembuh. Ada proses penyembuhan yang terjadi selama sebulan dengan 8 kali pertemuan. Namun ada pula yang mencapai satu tahun.
Kemampuan individu, berdasarkan pengamatan Dra Karsinah punya peranan yang sangat penting. Penderita gagap yang belajar di sekolah yang normal memiliki kesempatan besar untuk sembuh daripada penderita yang belajar di Sekolah Luar Biasa ( SLB ). Kebanyakan anak yang gagap memiliki IQ yang cukup. Mereka juga dapat berhasil di bidang pendidikan maupun dunia pekerjaannya.
Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika
Terapi Gagap
Menurut Dra Karsinah, gagap primer sebenarnya bisa hilang sendiri ketika penderita masih kecil. Yang menjadi masalah adalah bila lingkungan menganggap kegagapannya merupakan sesuatu yang tidak normal. Dan itupun membuat keadaannya semakin parah. Namun hingga tahapan gagap peralihan sekalipun dapat sembuh.
Anak – anak yang mengalami gagap ringan, tak perlu bantuan terapis profesional. Sebenarnya yang perlu diterapi adalah lingkungannya, seperti keluarga dan sekolah. Mereka harus sabar mengajarkan penderita berbicara dengan benar.
Berbeda dengan gagap ringan, penderita gagap sebenarnya amat membutuhkan bantuan orang lain lewat terapi. Terapi terbagi dua, yaitu terapi psikis dengan bantuan psikiater dan terapi wicara. Biasanya terapi ini dapat ditemukan di rumah sakit besar yang mempunyai pusat rehabilitasi medik dan juga klinik – klinik khusus terapi wicara. Tujuan utama terapi adalah untuk membantu penderita gagap agar bicara dan berkomunikasi dengan santai.
Pada penderita gagap berat, terapi yang diberikan pertama kali adalah mengubah cara bicaranya dari yang selalu gugup dan terlalu cepat menjadi lebih tenang. Terapis akan mengajarkan cara bernapas campuran perut dan dada.
Penderita juga diajak mengubah penilaian terhadap dirinya sendiri. Terapis biasanya menganjurkan penderita menuliskan kelebihan dan kekurangan pada secarik kertas. Penderita juga diajarkan untuk mengubah cara pandangnya yang menganggap lingkungan menilai negative dirinya. Untuk itu dianjurkan untuk lebih sering berkomunikasi dengan orang – orang yang ada disekitarnya.
Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika
Penyebab Gagap
Pada penderita gagap berpikir hal gerakan – gerakan tersebut dapat membantu mengurangi kegagapannya. Ada juga silence treble dengan ciri penderita sudah membentuk suatu pola pada mulutnya tetapi tidak keluar suara.
Sejauh ini menurut Karsinah, penyebab gagap belum jelas. Namun menurut teori neurologis menyebut penderita gagap mengalami kelainan di susunan saraf pusatnya. Menurut teori psikologis gagap disebabkan oleh factor kejiwaan. Sedangkan menurut teori conditioning atau kebiasaan menyebutkan gagap dipicu oleh lingkungan seperti kasus penderita gagap primer.
Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika
Macam - Macam Gagap
Berat ringannya gangguan gagap menurut Dra Karsinah tidak dapat ditentukan. Namun gagap sendiri dibagi menjadi 3, yakni :
1. Gagap Permulaan ( Primary Stuttering )
Gagap pemulaan disebut gagap ringan. Biasanya penderita baru berusia 3 sampai 4 tahun. Dan belum sadar dengan kegagapannya. Walaupun telah melakukan pengulangan atau perpanjangan kata dan kalimat, penderita tidak takut berbicara karena ketidaksadarannya tersebut. Biasanya yang menyebabkan penderita gagap adalah telinga orang lain yang mulai mengingatkannya. Dari hal inilah yang membuat gagap seseorang menjadi parah. Dan penderita menjadi ke tingkat gagap transisi.
2. Gagap Transisi atau Peralihan
Pada gagap ini penderita masih bisa bergaul seperti biasanya dengan orang lain yang ada di lingkungannya. Tetapi karena sudah merasa mengalami kelainan pada cara bicaranya, lama – kelamaan akan mempengaruhinya sehingga ia bisa masuk ke dalam tahap gagap yang sebenarnya.
3. Gagap Sebenarnya ( Secondary Stuttering )
Pada tahap gagap ini, penderita sudah takut untuk berbicara. Selain itu, ada pula tanda – tanda lain yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya. Pada penderita gagap, selain ada gejala utamanya, ada juga gejala penyertanya yang dapat tampak dan tidak tampak.
Daftar Pustaka :
Chairani Nina., Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika