Selasa, 16 Maret 2010

Terapi Musik Pada Penyandang Autis

Musik memiliki keunggulan yang sangat berarti bagi terjadinya komunikasi nonverbal. Contohnya, pendidikan anak autis dalam kurikulumnya mengadakan terapi musik namun praktenya masih berorientasi pada peljaran musik. Hal ini berbeda dalam kerangka terapi.
Terapis cenderung melakuakan pendekatan dengan anak autis denga tujuan menciptakan ikatan antara pasien dan terapis. Pendekatan terbaik dalam terapi musik harus terbuka dan segala sesuatu harus disiapkan secara cermat.
Seorang terapis harus memberi kesempatan kepada pasiennya untuk bereksplorasi dengan alat musik dan memfasilitasi kenyamanan. Bebrapa perlakuan yang diberikan seperti membunyikan alat musik, sentuhan dan lain – lain. Maka setelah itu kenyamana yang dirasakan pada anak akan menjadi tahap awal yang mudah. Setekah itu terapis dapat mengeksplorasikan aktivitas yang lain. Sehingga terapis dapat mengembangkan komunikasi nonverbal melalui musik, maka komunikasi lain juga dapat disertalan selanjutnya.
Dari hasil riset dulaporkan bahwa anak autis dapat merespon musik dengan baik. Terapis memanipulasi boneka dengan berbagai gerakan sambil bernyanyi. Anak akan memperhatikan musik, boneka dan mempelajari kata kerja yang benar. Melalui lagu yang disusun sesuai kebutuhan, anak dapat memperlancar kemampuan bicaranya. Musik dapat menghapus kekurangan dan secara bertahap akan membekas hingga anak akan terbiasa dengan suara bicara yang alamiah. Bila anak lupa mengucapkan kalimat yang benar maka anak akan cepat mengingat lagu. (Staum, 1997)
Terapis musik juga dapa membantu pasien dalam menggerakan anggota tubuhnya. Beberapa terapis menggunakan musik berirama mars dan mengajak anak bergerak seirama dengan lagunya. Untuk menghindari gersksn yamg berulang terapis menggunakan tempo yang berbeda. Anak autis dapat diajak menari hingga tercipta kontak fisik dan percaya dengan terapisnya. Hal ini dapat meningkatkan system motorik pada anak autis melalui irama tersebut.


Daftar Pustaka :

Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best Publisher.

Tidak ada komentar: