Senin, 12 April 2010

Pengajaran Mengeja dan Strategi Untuk Anak Disgrafia

Anak dihadapkan pada kemampuan mengeja yang bisa diajarkan dengan cara berikut :
1. Guru menuliskan dan mengucapkan kata, kemudian anak mendengar.
2. Anak mengucapkan lalu menyalinnya.
3. Anak menulis tanpa contoh.
Strategi pembelajaran untuk anak yang sulit menulis adalah sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan pada untuk banyak menulis.
2. Menempatkan anak sehingga anak menjadi gemar menulis.
3. Biarkan anak menulis apa yang ditulisnya karena metode dikte akan menghambat imajinasi anak.
4. Berikan motivasi secara terus menerus.


Daftar Pustaka :
Utami Rani. (2006). Jangan Biarkan Anak Kita Berkesulitan Belajar. Solo :Tiga serangkai.

Penanganan Anak Disgrafia

Membantu anak disgrafia ada beberapa tahapannya, yaitu :

1. Melatih keterampilan pramenulis seperti

a. Meraih, meraba, memegang dan melepaskan benda

b. Mencari persamaan dan perbedaan benda, bentuk, warna dan posisi

c. Menulusuri bentuk geometris

d. Menghubungkan titik – titik

e. Membuat garis horizontal dari kiri ke kanan

f. Membuat garis vertical dari atas ke bawah

g. Membuat lingkaran, garis lengkung dan garis miring

h. Menyalin bentuk – bentuk sederhana

i. Menyebutkan nama – nama huruf

2. Guru atau orang tua menunjukkan huruf yang akan ditulis

3. Guru menuliskan nama huruf dan menyebutkannya

4. Anak menelusuri huruf dan mengucapkan secara bersama dengan gerakan tangannya

5. Anak menyalin huruf dikertasnya

Daftar Pustaka :

Utami Rani. (2006). Jangan Biarkan Anak Kita Berkesulitan Belajar. Solo :Tiga serangkai.

Disgrafia

Ketika masuk usia sekolah, anak dituntut untuk menulis dengan tangannya. Ada anak yang tulisannya tidak bisa dibaca sama sekali mekipun oleh diriny sendiri. Hal ini akan memperhambat dalam penyampaian antar dirinya dengan orang lain. Faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis yaitu motorik, perilaku, persepsi, memori dan pemahaman instruktur.
Motorik yang halus dan lemah dalam menekan pensil akan menyulitkan anak dalam menulis. Perilaku anak yang kurang memperhatikan dan kurang konsentrasi akan menghambat anak dalam kemampuan menulisnya. Hal lain yang menyulitkan naka untuk menulis yaitu persepsinya yang sulit dalam mendengarkan dan membedakan huruf – huruf. Memori anak yang sulit mengingat kembali juga termasuk pengembangan anak dalam menulis.


Daftar Pustaka :
Utami Rani. (2006). Jangan Biarkan Anak Kita Berkesulitan Belajar. Solo :Tiga serangkai.


Prinsip Belajar Matematika Untuk Anak Diskalkulia

Guru dan orang tua perlu mengetahui beberapa prinsip dalam pengajaran matematika, diantaranya :

  1. Menyiapkan anak untuk belajar matematika

Kesulitan anak belajar biasanya diawali oleh ketidaksiapan anak untuk belajar matematika. Perlu dilakukan kegiatan terus menerus agar anak mau belajar matematika yaitu :

1. Mengelompokkan benda menurut bentu dan sifatnya.

2. Mengetahui jumlah anggota benda.

3. Menghitung benda.

4. Menebak angka.

5. Menulis angka secara berurutan dengan benar.

6. Mengukur benda

7. Mengurutkan benda dari yang terbesar ke yang terkecil dan sebaliknya.

  1. Mulai dari yang konkret ke yang abstrak

Konkret, anak masih menjumlah benda dengan benda dan symbol seperti menghitung buah – buahan. Abstrak, menghitung dengan angka.

  1. Kesempatan untuk berlatih dan mengulang

Latihan sebaiknya diberikan guru dan orang tua kepada anak dengan metode yang bervariasi. Mengajarkan secara berulang dan mengaitkan contoh soal yang satu dengan yang lain.

  1. Generalisasi

Biarkan anak mengaitkan keterampilan dalam situasi yang berbeda. Anak dapat menggunakan keterampilannya untuk berhitung.

  1. Menyadari kelebihan dan kekurangan anak

Guru dan orang tua sebaiknya mengeathui kelebihan dan kekurangan anak terlebh dahulu.

  1. Membangun konsep matematika

Dapat dilakukan dengan cara :

1. Menekankan pembelajaran matematika daripada menghafal tanpa pemahaman,

2. Mengaitkan antara topic yang satu dengan yang lain.

3. Memberikan latihan – latihan yang diperlukan.

4. Program yang tersusun secara sistematis.

  1. Program matematika yang seimbang

Maksudnya yaitu meliputi konsep, keterampilan dan pemecahan masalah.

Daftar Pustaka :

Utami Rani. (2006). Jangan Biarkan Anak Kita Berkesulitan Belajar. Solo :Tiga serangkai.


Diskalkulia

Diskalkulia adalah masalah yang dihadapi anak dalam kesulitan belajar menghitung dan mengenal symbol aritmatika.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari siswa SD sampai SMA, bahkan anak TK sudah mempelajarinya dan Mahasiswa masih mendapatkan pelajaran hitung – hitungan tersebut. Beberapa manfaat dalam belajar matematika :
1. Sarana berpikir yang jelas dan logis.
2. Sarana untuk memecahkan masalah sehari – hari.
3. Sarana untuk mengambangkan kreativitas.
4. Sarana komunikasi yang kuat, jelas dan singkat.

Matematika mempunyai 3 unsur penting yaitu:
1. Konsep; pemahaman dasar
2. Keterampilan; kinerja anakdalam penyelesaian soal
3. Pemecahan masalah; aplikasidari konsep dan keterampilan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membantu anak yang kesulitan belajar matematika yaitu dengan cara :
1. Guru dan orang tua mengetahui perkembangan anak.
2. Perlu pendekatan yang alokatif dan waktu yang cukup untuk anak.
3. Perlu banyak strategi yang digunakan untuk anak agar anak dapat terpancing untuk banyak bertanya pada dirinya sendiri tentang matematika.
4. Bimbingan dan latihan yang cukup akan membantu memecahkan masalah dalam mengatasi kesulitan belajar matematika.


Daftar Pustaka :
Utami Rani. (2006). Jangan Biarkan Anak Kita Berkesulitan Belajar. Solo :Tiga serangkai.

Membantu Anak Mengatasi Disleksia

Menurut Rani Utami, orang tua disarankan meyediakan waktu yang cukup untuk mencari cara belajar yang cocok untuk anaknya. Orang tua tidak dapat bekerja sendiri untuk membantu anaknya tetapi membutuhkan bantuan guru dan yang ahli.

Orang tua sebaiknya menularkan konsep diri positif pada anak. Orang tua terpenting mencari bakat – bakat yang terbesar pada anaknya sekaligus belajar menjaga emosinya. Orang tua juga wajib menerangkan kepada anaknya bahwa dunia tidak akan menerima dan memhami diri kita dengan apa yang kita harapkan.

Sedangkan menurut Arifin Muhammad menyarankan beberapa hal yang dapat membantu dan mendorong anak yang mengalami disleksia, diantaranya :

1. Jangan memberi stigma atau label kepada anak seperti bodoh, bego, pemalas dan sebagainya.

2. Jangan membandingkan anak dengan anak lain.

3. Jangan memberikan tekanan yang berlebihan sehingga membuat anak menjadi takut gagal dan merasa kecewa.

4. Jangan menyuruh anak membaca secara keas – keras agar terdengar oleh orang lain.

5. Gunakan alat bantu untuk menunjuk atau menandai bacaan anak agar anak dapat dengan mudah mengikuti alur bacaannya.

6. Latihlah keterampilan tangan anak dengan bermain lempar tangkap bola, bermain dengan bulir – buli dan lain – lain.

7. Berikan lingkungan yang kondusif dan guru yang berkompeten.

Referensi :

Utami Rani. (2006). Jangan Biarkan Anak Kita Berkesulitan Belajar. Solo :Tiga serangkai.


Perlakuan Orang Tua Pada Anak Disleksia

Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menjaga kepercayaan diri anknya yang disleksia, diantaranya :
1. Jelaskan kepada anak nahwa kesulitan yang dihadapi anak bukan nberarti dia gagal.
2. Beri pujian jika anak melakukan suatu hal yang baik.
3. Hargai usaha anak terutama dalam membaca, menulis dan berhitung.
4. Dampingi dan batu anak ketika mengerjakan pekerjaan rumah.
5. Bantu anak dalam mengatur dirinya sendiri.
6. Salurkan anak ke bidang – bidang yang membuatnya mengalami kesuksesan seperti bidang kreativitas dan olahraga.
7. Dukung dan beri semangat kepada anak terhadap hobi dan aktivitas diluar sekolah yang diminati anak.


Daftar Pustaka :
Drost, Wanei. G. K. (2003). Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta:Kanisius.


Perlakuan Oleh Guru Di Sekolah Umum Bagi Anak Disleksia

Pada anak yang menderita disleksia yang bersekolah di sekolah umum membutuhkan perlakuan khusus oleh guru, diantaranya :

1. Sebaiknya anak jangan disuruh membaca keras di depan kelas agar terdengar oleh teman – temannya. Hal ini akan membuat anak disleksia takut dan cemas bahkan kehilangan harga dirinya bahkan penolakan di kelas.

2. Anak disleksia sebaiknya duduk di barisan paling di depan kelas sehingga pandangannya kea rah papan tulis dan tidak ada penghalangnya.

3. Pekerjaan rumah sebaiknya ditulis dengan jelas sebelum pelajaran berakhir karena anak disleksia membutuhkan waktu yang banyak untuk memahami tulisan.

4. Berikan pujian pada anak yang menjawab pertanyaan.

5. Anak disleksia sebaiknya jangan diberikan ujian lisan bahkan yang berhubungan dengan hal mengeja.

Daftar Pustaka :

Drost, Wanei. G. K. (2003). Perilaku Anak Usia Dini Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta:Kanisius.